Jasa Penulisan Makalah - Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pemikiran,keinginan,atau perasaan yang
ada pada diri pembaca atau penulis. Bahasa
yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pembaca atau
pendengar. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut kalimat
efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pembaca atau pendengar secara
tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,jelas, lengkap seperti apay yang
dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya.Akan tetapi,kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya,
ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan
atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang
dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur
kalimat yang digunakan harus lengkap dan ekspisit. Artinya, unsur-unsur yany
seharusnya ada tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya,unsur-unsur yang tidak ada
tidak perlu dimunculkan.Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur
berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya. Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang
tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh,antara lain,mungkin
kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan
adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan
karena kalimat tersebut tidak efektif.
![]() |
Kalimat |
BAB II
PEMBAHASAAN
A.
KALIMAT BAKU DAN KALIMAT EFEKTIF
a.
Pengertian
kalimat baku dan kalimat efektif
Kalimat baku
adalah bahasa yang telah dkondifisakikan atau ditetapkan,diterima dan
difungsikan sebagai model oleh masyarakat secara luas. Di dalam pengertian
bahasa baku itu terdapat 3 aspek yang saling menyatu, yaitu kondifikasi,
keberterimaan,difungsikan sebagai model.Kondifikasi diartikan
sebagai hal memberlakukan suatu kode atau atuaran norma kebahasaan untuk
dijadikan norma di dalam berbahasa. Masalah kondifikasi berkaitan dengan
masalah ketentuan atau ketetapan norma bahasa.Norma-norma kebahasaan itu berupa
pedoman tata bahasa, ejaan, kamus, lafal, dan istilah. Kode kebahasaan sebagai norma itu dikaitkan juga dengan
praanggapan bahwa bahasa baku itu keseragaman. Keseragaman kode kebahasaan
perlu bahasa baku agar efisien, karena kaidah atau norma jangan berubah setiap saat. Kodifikasi yang demikian diistilahkan oleh Moeliono
sebagai kodifikasi bahasa menurut struktur bahasa sebagai sebuah system
komunikasi. Kodifikasi kebahasaan juga dikaitkat dengan masalah bahasa situasi
pemakai dan pemakaian bahasa. Kodifikasi ini akan menghasilkan ragam bahasa.
Perbedaan ragam bahasa itu akan tampak dalam pemakaian bahasa lisan dan tulis.
Dengan demikian kondifikasi kebahasaan bahasa baku akan tampak dalam pemakaian
bahasa baku. Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima
atau berterima bagi masyarakat bahasa. Penerimaan itu sebagai
kelanjutan kondifikasi bahasa baku. Dengan penerimaan itu bahasa baku mempunyai
kekuatan untuk mempersatukan dan menyimbolkan masyarakat bahasa baku. Bahasa
itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara
luas.Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati
secara umum tentang kode bahasa dank ode pemakaian bahasa dalam situasi
tertentu atau pemakaian bahasa tertentu. Ketiga aspek yang terdapat di dalam
konsep bahasa itu kondifikasi, keberterimaan, difungsikan atau dipakai sebagai
model, beekesatuan utuh dan saling berkaitan,baik dalam menentukan kode bahasa
maupun kode pemakaian bahasa baku. Baca juga: Proposisi dan Oposisi.
Kalimat
efektif adalah kalimat yang mengungkpkan pikiran atau gagasan yang disampaikan
sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.Kalimat efektif memiliki
syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Secara
tepat mewakili pemikiran pembaca atau penulisnya.
2.
Mengungkapkan
pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang
dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Sebuah kalimat
efektif mempunyai ciri-ciri khas,yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk,
ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaraan, kepaduan gagasan,dan
kelogisan bahasa.
A.
Kesepadanan
struktur
Yang dimaksud
dengan kesepadanan adalah keseimbangan anrata pikiran (gagasan ) dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan kalimat ini memiliki
beberapa ciri, seperti tercantum dibawah ini :
Kalimat itu
mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat
suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek
dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata
depan di, dalam bagi untuk, pada sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan
sebagainya didepan subjek.
Contoh :
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus mambayar uang
kuliah. (salah )
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
kuliah. ( benar )
B.
Keparalelan
bentuk
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah
kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk
pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk
kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
-
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
-
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian
air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena
dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu
dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan
kedua bentuk itu.
“Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara
luwes.”
Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena
kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan,
memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi
predikat yang nomial, sebagai berikut.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian
air, dan pengaturan tata ruang.
C.
Ketegasan makna
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan
ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat
ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan
pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Baca juga: Kata dan Jenis-jenis kata.
Contoh:
- Presiden mengharapkan agar rakyat membangun
bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
- Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
D.
Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam
kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata
yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi
kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata.
Perhatikan:
Ia memakai baju warna merah.
Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
Dia hanya membawa badannya saja.
Sejak dari pagi dia bermenung.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
Dia hanya membawa badannya.
Sejak pagi dia bermenung.
E. Kecermatan.
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat 1 memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan:
Ia memakai baju warna merah.
Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
Dia hanya membawa badannya saja.
Sejak dari pagi dia bermenung.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
Dia hanya membawa badannya.
Sejak pagi dia bermenung.
E. Kecermatan.
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat 1 memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
E. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele
dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari
kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan
sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek
penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
F. Kelogisan
Yang dimaksud
dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
B . KALIMAT SINTETIS DAN KALIMAT
ANALITIS
a. pengertian kalimat sentetis dan
kalimat analitis.
Kalimat pertanyaan yang bersifat
analitis adalah kalimat yang di dalamnya terkandung kebenaran yang dan berlaku
dimana-mana. Berarti kalimat itu mengandung kebenaran unsur-unsur
pembentukannya. Hubungan antara konsep-konsep saling menutupi. Contoh “ Bujang
adalah status orang yang tidak kawin atau kucing adalah binatang”adalah
kalimat analitis.
Sedangkan kalimat sintetis adalah
kalimat yang kebenarannya didasarkan pada hasil observasi dan pengamatan. Contoh
“semua orang bujang senang” merupakan kalimat sentitis
karena pernyataan dalam kalimat itu tidak mengandung kebenaran yang bersifat
umum. Kebenaran pernyatan tersebut hanya berlaku di dunia dan waktu tertentu
berdasarkan hasil pengamatan dan observasi.
Perhatikan dibawah ini.
1. Semua orang yang kikir adalah orang
yang pelit.
2. Semua orang yang kikir adalah orang
kaya.
3. Semua orang kikir patut dikasihani.
Untuk dapat menentukan dan menjawab
mana di antara tiga kalimat di atas bersifat analitis dan sentetis, maka harus
menentukan dahulu defenisi kikir. Apakah pengertian kikir meliputi pelit.
Kaya, patut dikasihani. semuao orang akan menerima bahwa kaliamat (1 ) adalah kalimat analitis dan kalimat ( 2 ) dan
( 3 ) adalah kalimata sintetis.
Dalam hubungan dangan ragam atau
bahasa ilmiah, seorang ilmuan harus menentukan dan mamberikan defense tentang
obyeknya demikian rupa agar kalimat dihasilkan itu merupakan kalimat analitis
atau sintetis.
Contoh:
4. Semua karnivora makan daging
5. Semua binatang mamalia melahirkan
anak.
Pertanyaan kita adalah apakah kalimat-kalimat itu merupakan
analitis atau sintetis. Dua kalimat di atas menimbulkan masalaha, selama ini
para ilmuwan menerima kalau kalimat 4 dan 5 di atas itu adalah kalimat
analitis. Akan tetapi, panda raksasa,yang diklasifikasikan oleh para
zoologis, sebagai karnivora, hidup semata-mata dari tunas bamboo. Sedangkan
platypus, yang diklasifikasikan sebagai mamalia, malah bertelur. Kedua kalimat
tersebut tidaklah benar secara analitis, tetapi tidak juga secara sintetis. Kerterlibatan
kita dalam penentuan kalimat itu analitis atau sintetis tergantung pada
defenisi karnivora dan mamalia. Disinilah terletak tugas seorang ilmuwan untuk
tetap mempertahankan system klasifikasi atau mengubah defenisi, atau dengan
menentukan pengecualian. Dapat dikatakan sebuah proposisi yang berupa kalimat
berita bersifat analitis jika kebenarannya ditentukan oleh dan hanya oleh
bentuknya yang logis danmakna dari unsur-unsur komponennya. Sebuah proposisi
itu bersifat jika kebenarannya berlaku diseluruh dunia atau di berbagi dunia.
Sebuah prorosisi yang sintetis dapat benar dan salah karena kebenaran dan
kesalahannya ditentukan oleh fakta yang terjadi secara kebetulan dan dapat ditentukan oleh analitisnya yang
logis. Dalam penulisan ilmiah perlu diperhatikan pernyataan yang bersifat
analitis dan pernyataan yang bersifat sintetis.
BAB III
PENUTUP
Darjowidojo mengatakan bahwa
kalimat adalah bagian terkecil dari suatu ajaran atau teks (wacana ) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Slamet Muljana
menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu, di susun
menurut sitem bahasa yang bersangkutan, mengkin yang di pakai hanya satu kata
atau mungkin lebih.
Badadu mengungkapkam bahwa sebagai sebuah satuan, kalimat memiliki
dimensi bentuk dan dimensi isi. Kalimat harus memenuhi kesatuan bentuk, sebab
kesatuan bentuk itulah yang menjadi kesatuan arti kalimat. Kalimat yang
strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk sekaligus arti. Wujud struktur
kalimat adalah rangkaian kata-kata yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata
kalimat. Isi suatu kalimat adalah gagasan yang dibangun oleh rangkaian konsep
yang terkandung dalam kata-kata. Jadi, kalimat yang baik adalah kalimat yang
selalu memiliki struktur yang jelas. Setiap unsur yang terdapat didalamnya harus menepati
posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain.
Bardasarkan dengan
berbagai pendapat tentang kalimata, maka dapat disimpulkan kalimat adalahsatuan
bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang
utuh, dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras,
lembut, disela jeda, serta memiliki intonasi akhir. Dalam wujud kalimat di
mulai dengan huruf kapita dan diakhiri tanda (. ), tanda Tanya ( ? ), dan tanda
seru ( ! ).
Contoh :
a. Budi pergi kelapangan untuk bermain bola.
b. Apakah Budi pergi kelapangan untuk bermain bola ?
c. Budi, pergilah kamu kelapangan untuk bermain bola !
DAFTAR PUSTAKA
Soedjito,
1990, kalimat efektif, Bandung : PT Remaja Rosdakrya
Santoso,
Kusno Budi, Problematika Bahasa Indonesi , PT Rineka Cipta
Badadu,
J.S, Inilah Bahasa Indonesia Yang
Benar, Jakarta : PT Gremedia
0 Response to "Kalimat Dalam Bahasa Indonesia"
Post a Comment