PROPOSISI DAN OPPOSISI (Pengantar Ilmu Mantiq 2)

PROPOSISI DAN OPPOSISI (Pengantar Ilmu Mantiq 2)
Jasa Penulisan Makalah - Pembahasan mengenai Proposisi dan Opposisi merupakan bagian dari Materi yang ada dalam sebuah ilmu Filsafat. Demikian juga untuk Ilmu Mantiq. Lalu seperti apa pembahasan lebih lanjut mengenai Proposisi dan Opposisi tersebut? Silahkan simak penjelasan dibawah ini.


A. Proposisi dan Hukum-Hukumnya

1. Pengertian Proposisi (Qadhiyyah)

Qadhiyyah (Proposisi) adalah sebuah pernyataan kalimat yang mungkin benar dan mungkin salah ditinjau dari segi kalimat pernyataan itu sendiri. Qadhiyyah disebut juga Kalam.

Proposisi terdiri dari tiga unsur, yaitu: Subyek (موضوع) Predikat (محمول) dan Kopula( رابطة/نسبة ). Kopula adalah satu bagian proposisi yang merupakan suatau tanda yang menyatakan hubungan diantara Subyek dan Predikat. Contoh: semua manusia adalah bermoral, proposisi ini terdiri term semua manusia adalah subyek, bermoral adalah predikat dan adalah dinamai Kopula.

Baca juga: Pengantar Ilmu Mantiq 
PROPOSISI DAN OPPOSISI

 
2. Macam-macam Proposisi

Proposisi (قضية) itu terbagi menjadi dua macam, yaitu: Proposisi Kategoris dan Proposisi Kondisional.

a. Proposisi Kategoris (قضية حملية) dan Pembagiannya

Yaitu pernyataan yang antara subyek dan predikat tidak terkait dengan suatu syarat. Contoh: Semua makhluk akan sirna. Muhammad adalah utusan Allah.
Proposisi Kategoris (قضية حملية) terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Proposisi Kategoris Universal (قضية حملية كلية), yaitu proposisi katagori yang subyeknya mencakup semua yang dikandungnya. 

Contoh: Manusia adalah makhluk yang bernyawa.

Proposisi Kategoris Universal di bagi menjadi dua, yaitu: 

  • Definitif (مُسوّرة) ialah Qadhiyyah hamliyyah kulliyyah yang didahului oleh sur.
  • Indefinitif (مُهــملة) ialah Qadhiyyah hamliyyah kulliyyah muhmalah yang tidak idahului oleh sur.
Sur adalah kata yang menunjukkan kualitas subyek, adakalanya Kulli dan Juz’i.

b. Proposisi Kondisional (قضية شرطية) dan Pembagiannya

Yaitu proposisi yang hubungan antara subyek dan predikat terkait dengan syarat. Proposisi Kondisional itu terbagi menjadi dua yaitu :

  1. Proposisi Kondisional Hipotetis (قضية شرطية متصلة) ialah proposisi kondisional yang hubungan antara subyek dan predikat merupakan hubungan yang tetap.
  2. Proposisi Kondisional Disjunktif  (قضية شرطية منفصلة) ialah proposisi kondisional yang memastikan adanya hubungan yang berlainan diantara dua unsur proposisi itu. 
Proposisi Kondisional dipandang dari segi pengantar dan pengiring terbagi menjadi tiga, yaitu:
  1. Mani’u Jami’, yaitu terlarang berkumpul antara pengantar (مقـدم) dan pengiring (تالي) dan tidak mungkin dapat bergabung, tapi boleh sepi keduanya.
  2. Mani’u Khuluwwin, yaitu terlarang (tiada) satu dengan yang lain, tapi boleh berkumpul keduanya.
  3. Mani’u Jum’in Wa Khuluwwin, yaitu terlarang sepi dari salah satunya dan  terlarang pula bersatu.
Bentuk proposisi dapat dirumuskan menjadi:
-  Proposisi Universal Afirmatif (قضية كلية مو جبة) 
-  Proposisi Universal Negatif (قضية كلية سالبة) 
-  Proposisi Particuler Afirmatif (قضية جزئية مو جبة) 
-  Proposisi Particuler Negataif (قضية جزئية سالبة) 

2. Proposisi Kategoris Individual (قضية حملية شخصية), yaitu proposisi katagoris yang subyeknya tidak mencakup semua jenisnya tetapi hanya sebagiannya saja.

Contoh: Sebagian pejabat itu tidak koropsi.

Proposisi Kategoris ditinjau dari segi predikat (محمول) atau kualitasnya ada dua, yaitu:

  1. Proposisi Affirmatif ialah proposisi kategoris yang kopulanya membenarkan adanya persesuaian hubungan subyek dan predikat.
  2. Proposisi Negatif ialah proposisi kategoris yang kopulanya menyatakan bahwa antara subyek dan predikat tidak ada hubungan sama sekali.
B.  Tanaqudh (Opposisi)

Baca juga : Riwayat hidup dan pemikiran Aristoteles.

1. Pengertin Opposisi (Pertentangan)

Tanaqudh (Opposisi) ialah pertentangan yang terdapat pada dua proposisi yang mempunyai subyek dan predikat yang sama tetapi berbeda dalam kualitas atau kuantitasnya sehingga dapat menyebabkan yang lain benar dan salah.

Contoh: Semua manusia hewan, Sebagian manusia tidak hewan

2. Bentuk-bentuk Opposisi

Opposisi dalam logika bentuknya ada empat, yaitu:

  • Opposisi Subkontraris, yaitu hubungan antara dua proposisi/individu (قضية شخصية) yang mempunyai subyek dan predikat yang sama tetapi beda kualitasnya.
  • Opposisi Kontras, yaitu hubungan yang terdapt antara dua proposisi Universal (قضية كلية) yang mempunyai subyek dan predikat yang sama tetapi beda kualitasnya.
  • Opposisi Subalternasi, yaitu hubungan antara Proposisi Universal (قضية كلية) dan Proposisi Particuler (قضية جزئية) yang sam kualitasnya.
  • Opposisi Kontradiktaris, yaitu pertentangan antara dua proposisi yang mempunyai predikat yang sama tetapi berbeda kualitas dan kuantitasnya.
C. Pengubahan Proposisi

Pengubahan Proposisi (Al-Aksu Al-Mustawi) adalah pembalikan Proposisi dilakukan dengan mengubah kedudukan dua bagian, yaitu subyek dan predikat sehingga yang semula menjadi subyek diubah menjadi predikat dan sebaliknya dengan syarat tetap memelihara kebenaran isi, tidak merubah kualitas dan kuantitasnya.

Proposisi/keterangan yang pertama disebut dengan proposisi Asli (Convertend)dan Proposisi yang kedua disebut ‘Aks (Converse).

Contoh: 

  • Asli  : Kecepatan transformasi informasi adalah ciri khusus abad modern.
  • ‘Aks : Ciri khusus abad modern adalah kecepatan transformasi informasi. 
Di dalam istilah Logika dikenal tiga jenis ‘Aks, yaitu : 

  1. Aksun Mustawi (Conversi)
  2. Aksun Maqidhun Muwafiq (Obversi)
  3. Aksun Naqidun Mukhalif (Kontraposisi)
1. Proposisi Yang Tidak Dapat Dibuat ‘Aks

Semua proposisi itu dapat dibuat ‘Aks/pembalikannya kecuali proposisi yang mengandung dua unsur yaitu Salibah (Negatif) dn Juz’iyyah (Partikulatif).

2. Proposisi Yang Dapat Dibuat ‘Aks

‘Aks atau pembalikan itu tidak dapat berlaku kecuali pada proposisi-proposisi yang memiliki tertib tabi’i (pasti), proposisi yang memiliki tertib ini adalah Proposisi Kategoris (قضية حملية) dan Proposisi Kategoris Hipatesis(قضية شرطية متصلة).

Tartib Thabi’i adalah sesuatau yang urutannya dapat membentuk ma’na dan jika tartib/urutan itu dirubah tentu maksudnya berubah.

Rinkasnya semua proposisi dapat dibuat ‘Aks/pembalikannya, kecuali :
- Partikular Negatif (الجزئية سالبة)
- General Negatif (المهملة السالبة)
- Hipatetis Disjunktif (شرطية منفصلة)

 Referensi
  • Ahmad Ad-Damanhuri, Idhahul Mubham, Jeddah: Al-Haramain.
  • Bisri Musthafa,  Terjemah As-Sullam Al-Munauraq,  Kudus: Menara Kudus, 1372 H.
  • Cholil Bisri Musthafa, Terjemah As-Sullam Al-Munauraq, Bandung: Al-Ma’arif, 1989 M.
  • Muhammad Husni, Pengantar Logika, Yogyakarta: Sumbangsih Offsett.
  • Nur Al-Ibrahimi Muhammad, Ilmu Mantiq, Surabaya : Maktabah Said Nabhan.

0 Response to "PROPOSISI DAN OPPOSISI (Pengantar Ilmu Mantiq 2)"

Post a Comment