PEMIKIRAN TEOLOGI ULAMA MODERN (ABDUH, AHMAD KHAN, DAN IQBAL)

Jasa Penulisan Makalah - Berkaitan dengan pembahasan pemikiran teologi ulama modern yang meliputi Abduh, Ahmad Khan, dan Iqbal, maka akan sangat mengena sekali jika kita menyelami terlebih dahulu biografi dari ketiga tokoh tersebut. Biografi yang pembahasannya meliputi: Riwayat hidup dan Pemikiran-pemikirannya.

 

1. Riwayat Singkat Muhammad Abduh

Syekh Muhammad Abduh-nama lengkapnya Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah-dilahirkan di desa Mahallat Nashr kabupate Al-buhairah, Mesir, pada tahun 1849M.

Mula-mula Abduh di kirim ayahnya ke mesjid Al-ahmadi Tanta- belakangan tempat ini menjadi pusat kebudayaan selain Al-Azhar. Setelah dua tahun di sana, ia memutuskan kembali ke desanya ketika kembali ke desa ia di kawinkan pada saat itu ia berumur 2 tahun. Setelah menyelesaikan studinya di bawah bimbingan pamannya, Abduh melanjutkan studinya di Al-Azhar pada tahun 1866. Setelah menyelesaikan studinya di Al-Azhar pada tahun 1877 dengan gelar ‘Alim, Abduh mulai mengajar di Al-Azhar, di Dar Al-ulum, dan di rumahnya sendiri. Ketika Al-Afgani di usir dari mesir pada tahun 1879 karena di tuduh mengadakan gerakan perlawanan terhadap Khedewi Tufiq. Namun, pada tahun 1880 ia di kembalikan ke ibu kota. Setelah revolusi urabi 1882 (yang berahir dengan kegagalan), terlibat dalam revolusi besar tersebut sehingga pemerintah mesir memutuskan untuk mengasingkannya selama 3 tahun dengan memberi hak kepadanya untuk memilih ketempat pengasingannya, dan Abduh memilih suriah. Kemudian menyusul gurunya ke Al-Afgani yang ketika itu berada di Paris. Di sana mereka menerbitkan surat kabar Al-urwah Al-wustqo yang bertujuan untuk mendirikan pan islam menentang penjajahan, khususnya Inggris. Tahun 1899, Abduh di angkat menjadi mufti Mesir. Kedudukan tinggi itu di pegangnya sampai ia meninggal dunia tahun 1905.

2. Pemikiran-pemikiran Kalam Muhammad Abduh

a. Kedudukan akal dan fungsi wahyu

Ada dua persoalan pokok yang menjadi fokus utama pemikiran Abduh, yaitu:
  1. Membebaskan akal-akal pikiran  dari belenggu-belenggu taqlid.
  2. Memperbaiki gaya bahasa arab.

Dua persoalan pokok itu muncul ketika ia meratapi perkembangan umat isalm pada masanya.

Menurut Abduh akal dapat mengetahui hal-hal berikut ini:
  1. Tuhan dan sifat-sifatnya
  2. Keberadaan hidup dan akhirat
  3. Kebahagiaan jiwa di akhirat bergantung pada upaya mengenal tuhan dan berbuat baik, sedangkan kesengsaraan tergantung pada sikap tidak mengenal tuhan dan melakukan perbuatan jahat.
  4. Kewajiban manusia mengenal tuhan
  5. Kewajiban manusia untuk berbuat baik dan menjahui perbuatan jahat untuk kebahagiaan di akhirat.
  6. Hukum-hukum mengenai kewajiban-kewajiban itu.

Baginya, wahyu adalah penolong (Al-Mu’in) menolong akal untuk mengetahui sifat dan keadaan kehidupan alam akhirat, mengatur kehidupan masyarakat atas dasar prinsip-prinsip umum yang di bawahnya, menyempurnakan pengetahuan akal tentang tuhan dan sifat-sifatnya dan mengetahui cara beribadah dan berterimah kasih kepada tuhan.

Menurut Abduh manusia mempunyai kemampuan berfikir dan kebebasan dalam memilih, namun tidak memiliki kebebasan absolut. Ia menyebut orang yang mengatakan manusia mempunyai kebebasan mutlak sebagai orang yang mampu. Ia menjelaskan bahwa hal itu terletak di luar kemampuan manusia. Dia cenderung kepada pendapat bahwa sifat termasuk esensi tuhan walaupun tidak secara tegas.

Di dalamnya terkandung arti bahwa tuhan dengan kemauannya sendiri telah membatasi kehendaknya dengan sunnatullah yang di ciptakannya untuk mengatur alam ini. Ia berpendapat bahwa alam ini di ciptakan untuk kepentingan manusia dan tidak satupun ciptaan tuhan yang tidak membawah manfaat bagi manusia.

Tidak mungkin esensi dan sifat-sifat tuhan mengambil bentuk tubuh atau roh makhluk di alam ini. Kata-kata wajah, tangan, duduk, dan sebagainya mesti di pahami sesuai dengan pengertian yang di berikan oleh orang Arab kepadanya. Dengan demikian katanya kata Al-Arsy dalam Al-Qur’an berarti kerajaan atau kekuasaan, kata Al-kursy berarti pengetahuan. Ia hanya menyebutkan bahwa orang yang percaya pada tanzih(keyakinan bahwa tidak ada satu pun dari mahluk yang menyerupai tuhan) sepakat mengatakan bahwa tuhan tak dapat di gambarkan atau pun dijelaskan dengan kata- kata. Karena berpendapat bahwa ada perbuatan tuhan yang wajib, abduh sefaham dengan muktazilah dalam mengatakan bahwa wajib bagi tuhan berbuat apa yang terbaik bagi manusia. Baca juga: Filsuf Paripatetik Islam.



1. Riwayat singkat sayyid ahmad khan

Sayid ahmadkan lahir di delhi pada tahun 1817. Menurut suatu keterangan, ia berasal dari keturunan husain, cucu Nabi Muhammad SAW. Sejak kecil, ahmad khan mendapatkan didikan teradisional dalam pengetahuan agama. Dia belajar bahasa arab dan juga bahasa persia. Ia rajin membaca buku dalam bidang ilmu pengetahuan. Ketika berusia 18 tahun, ia bekerja pada serikat india timur. Kemudian bekerja pula sebagai hakim, tetapi pada tahun 1846 ia kembali ke delhi dan menggunakan kesempata itu untuk belajar.

Semasa di delhi, ia mulai mengarang dan karya pertamanya adalah asar as-sanadit. Pada tahun 1855, ia pindah ke bijnore. Di tempat ini, ia tetap mengarang buku- buku penting islam di india. Pada tahun 1861 ia mendirikan sekolah inggris di muradabad. Hingga akhir hayatnya iya selalu mementingkan umat islam india. Pada tahun 1878 ia juga mendirikan sekolah muhammedan anglo oriental college (MAOC) di aligarh yang merupakan karyanya yang paling bersejarah dan berpengaruh untuk memajukan umat islam india.

2. Pemikiran kalam sayyid ahmad khan 

Sayyid ahmad khan mempunyai kesamaan pemikiran dengan muhammad abduh di mesir. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ide yang dikemukakannya, terutama tentang akal yang mendapat penghargaan tinggi dalam pandangannya. Meskipun demikian, sebagai penganut ajar islam yang taat dan percaya akan kebenaran wahyu, ia berpendapat bahwa akal bukanlah segalanya dan kekuatan akal pun terbatas. Ia mempunyai faham yang sama dengan faham qodariyah. Karena kuatnya kepercayaan terhadap hukum alam dan kerasnya mempertahankan konsep hukum alam, ia dianggap kafir oleh sebagian umat islam. Bahkan, ketika datang ke india pada tahun 1869, jamaludin al-afgani menerima keluhan itu. Sebagai tanggapan atas keluan tersebut, jamaludin mengarang buku yang berjudul ar-radd ad-dhoriyah (jawaban bagi kaum materi alis). 

Sejalan dengan faham qodariyah yang di anutnya, ia menentang keras faham taqlid. Selanjudnya khan mengemukakan bahwa tuhan telah menentukan tabi’at atau nature (suanatullah) bagi setiap mahluknya yang tetap dan tidak pernah berubah. Menurutnya islam adalah agama yang paling sesuai dengan hukum alam, kerena hukum alam adalah ciptaan tuhan dan al- qur’an adalah firmannya. Sejalan dengan keyakinan tentang kekuatan akal dan hukum alam, khan tidak mau pemikirannya terganggu otoritas hadits dan fiqih. Segala sesuatu di ukurnya dengan kritik rasional. Ia pun menolak semua yang bertentangan dengan logika dan hukum alam. Ia hanya mau mengambil al- qur’an sebagai pedoman hukum islam. Alasan penolakan nya terhadap hadist adalah karena hadits berisi moralitas sosial, sedangkan hukum fiqih menurutnya berisi moralitas masyarakat. Ia menolak taqlik dan membawa al-qur’an untuk menguraikan relefansinya dengan masyarakat baru pada zaman itu.


1. Riwayat hidup muhammad iqbal

Muhammad iqbal lahir di kota sialqot pada tahun 1873.Ia berasal dari keluarga kasta brahma kashmir.ayahnya bernama Nur Muhammad yang terkenal saleh.guru pertama iqbal adalah ayahnya sendiri kemudian ia dimasukkan ke sebuah maktab,setelah itu,Ia dimasukkan Scottish Mission School.di bawah bimbingan Mir Hasan,ia diberi pelajaran agama,bahasa arab,bahasa persia.setelah menyelesaikan sekolahnya di Sialkot,ia pergi ke lahore,sebuah kota besar di india untuk melanjutkan belajarnya di Government College.setelah mendapat gelar M.A di Government College.disini ia bertemu dengan Thomas Arnold seorang orientaris yang menjadi guru besar dalam filsafat.2 tahun kemudian ia pindah ke Munich di Jerman.di universitas ini ia memperoleh gelar P.h.

Iqbal tinggal di eropa kurang lebih 3 tahun.buku yang berjudul the contruction of religius though in islam adalah kumpulan-kumpulan dari ceramah-ceramahnya sejak tahun 1982 dan merupakan karyanya terbesar dalam bidang filsafat.pada tahun 1930,Iqbal memasuki bidang politik tahun 1932,ia ikut dalam konferensi meja bundar.pada tahun1935 ia jatuh sakit dan bertambah parah setelah istrinya meninggal ia meninggal tanggal 20 April 1935.

2. Pemikiran kalam Muhammad Iqbal

Dibandingkan sebagai theolog Muhammad Iqbal lebih terkenal sebagai seorang filosof eksistensialis.sebagai seorang pembaharu,Iqbal menyadari perlunya umat islam untuk melakukan pembaharuan agar keluar dari kemunduran.islam dalam pandangan Iqbal menolak konsep lama yang mengatakan bahwa alam bersifat statis.islam,katanya mempertahankan konsep dinamis dan mengakui adanya gerakan perubahan dalam kehidupan sosial manusia.oleh karena itu,manusia dengan kemampuan khudi-nya harus menciptakan perubahan.besarnya penghargaan Iqbal terhadap gerakan dan perubahan ini membawa pemahaman yang dinamis tentang Al-qura’an dan hukum islam.tujuan diturunkan al-qur’an,menurutnya adalah membangkitkan kesadaran manusia sehingga mampu menerjemahkan dan menjabarkan nash-nash al-qur’an yang masih global dalam realita kehidupan.oleh karena itu untuk mengembalikan semangat dinamika islam dan membuang kekakuan serta kejumudan hukum islam,ijtihad harus dialihkan menjadi ijtihad kolektif.dan menyerukan kepada kaum mulim agar menerima dan mengembangkan lebih lanjut hasil-hasil realisme tersebut.

a. Hakikat teologi

Teologi sebagai ilmu yang berdimensi keimanan, di dalamnya terdapat jiwa yang bergerak berupa persamaan, kesetiaan kawaan dan kebebas kemerdekaan.

b. Pembuktian tuhan

Ia juga menolak argumen teologis yan berusaha membuktikan eksistensi tuhan yang mengatur ciptaannya dari sebelah luar.

c. Jati diri manusia

Pada hakikatnya menafi’kan diri bukanlah ajaran islam karena hakikat hidup adalah bergerak, dan gerak adalah perubahan.

d. Dosa

Iqbal secara tegas menyatakan dalam seluruh kuliahnya bahwa Al-qur’an menampilkan ajaran tentang kebebasan ego manusia yang bersifat kreatif.

e. Surga dan neraka

Surga dan neraka kata iqbal adalah keadaan, bukan tempat, gambaran-gambaran tentang keduanya dalam Al-Qur’an adalah penampilan-penampilan kenyataan batin secara visual yaitu sifatnya:

Neraka, menurut rumusan Al-qur’an adalah “api Allah yang menyala-nyala dan yang membumbung ke atas hati”, pernyataan yang menyakitkan mengenai kegagalan manusia.

Surga adalah kegembiraan karena mendapatkan kemenangan dalam mengatasi berbagai dorongan yang menuju kepada perpecahan.  

DAFTAR PUSTAKA

Rozak, Abdul dan Anwar, Rosi Hon, Ilmu kalam, Pustaka Setia, Bandung, cetakan 1, 2001.

1 Response to "PEMIKIRAN TEOLOGI ULAMA MODERN (ABDUH, AHMAD KHAN, DAN IQBAL)"

  1. Assalamu'alaykum, izin ambil beberapa isi artikelnya buat tugas kuliah. Terima kasih.

    ReplyDelete