Hukum Ruh Orang Kafir

Jasa Penulisan Makalah - Ruh yang ditiupkan oleh malaikat ke dalam jasad adalah salah satu dari permasalahan ghaib yang hakikatnya hanya diketahui oleh Allah. Maka dari itu ketika Rasulullah Muhammad SAW ditanya tentang ruh, Allah memberinya jawaban :

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
"dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah roh itu termasuk urusan Tuhan- ku dan tidaklah kalian diberikan pengetahuan melainkan sedikit. (QS. Al-Isra: 85).

Salah satu pembahasan yang menarik mengenai ruh adalah hukum ruh orang kafir. Di sini pemakalah akan membatasi pembahasan tentang nasib atau hal-hal yang dialami oleh ruh orang kafir setelah kematiannya.
secara tematis, ayat-ayat yang menerangkan tentang pencabutan ruh sebagai berikut 
    Hakikat ruh: 17:85 
    Pencabutan ruh saat tidur: 6:60, 39:42 
    Pintu taubat terbuka hingga ruh sampai di kerongkongan: 4:18 
    Cara pencabutan ruh: 39:42, 56:83 
    Keluarnya ruh orang mukmin: 16:32, 79:2, 89:27, 89:28 
    Keluarnya ruh orang kafir: 6:93, 8:50, 16:28, 47:27, 56:87, 79:1 
    Tempat kembali ruh: 20:55 
    Berdoa untuk mayit: 59:10
 
Metode yang akan ditempuh dalam makalah ini adalah metode tafsi>r maud}u>’i> dengan referensi utama  al-Tafsi>r al-Muni>r  karya Wahbah al-Zuh}ayli> sebagai sumber data primer, dan kitab tafsir lainnya sebagai sumber data sekunder.

b.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah hakikat ruh itu ?
2.    Apakah pengertian kafir itu?
3.    Bagaimana sabab al-nuzu>l, muna>sabah dan penjelasan ayat al-Quran tentang ruh orang kafir?

Hukum Ruh Orang Kafir

BAB II
PEMBAHASAN

a.    Hakikat Ruh
Pengetahuan yang Allah berikan kepada manusia tentang ruh sangatlah minim. Terdapat satu ayat yang membahas tentang hakikat ruh, yaitu :

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
"dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah roh itu termasuk urusan Tuhan- ku dan tidaklah kalian diberikan pengetahuan melainkan sedikit. (QS. Al-Isra>: 85).

1.    Asba>b al-Nuzu>l  QS. Al-Isra>: 85
Terdapat Hadis yang menerangkan tentang asba>b al-nuzu>l  QS. Al-Isra>: 85, yaitu :
أخرج البخاري عن ابن مسعود قال : كنت أمشي مع النبي صلّى اللّه عليه وآله وسلّم بالمدينة ،وهو متوكئ على عسيب ، فمر بنفر من قريش ، فقال بعضهم : لو سألتموه ، فقالوا : حدّثنا عن الروح ، فقام ساعة ، ورفع رأسه ، فعرفت أنه يوحى إليه ، حتى صعد الوحي ، ثم قال : الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي ، وَما أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا.
 
al-Bukhar>i> meriwayatkan dari Ibn Mas’u>d, ia berkata : saat di Madinah, aku berjalan beserta Nabi, lalu bertemu dengan rombongan kaum quraisy, salah seorang di antara mereka berkata : tanyalah sesuatu pada Muhammad, maka mereka berkata : jelaskanlah pada kami tentang ruh. Nabi berdiri dan mengangkat kepalanya. Kami tahu bahwa ia sedang menerima wahyu, lalu ia bacakan QS. al-Isra>: 85.

وأخرج الترمذي عن ابن عباس قال : قالت قريش لليهود : علمونا شيئا نسأل هذا الرجل ، فقالوا : سلوه عن الروح ، فسألوه ، فأنزل اللّه : وَيَسْئَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ، قُلِ : الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي
al-Tirmiz}i> meriwayatkan dari Ibn ‘Abba>s, ia berkata : kaum quraisy berkata pada kaum yahudi : beritahulah aku apa yang bias kutanyakan pada orang ini (Muhammad), kaum yahudi berkata : tanyakan padanya tentang ruh. Maka kaum quraisy tersebut menanyakan pada nabi tentang ruh. Maka Allah turunkan QS. al-Isra>: 85.

 لكن حديث البخاري يدل على أن الآية مدنية ، مع أن السورة كلها مكية ، وأن سؤال قريش يدل على أنها مكية.
Hadis al-Bukhar>i> di atas menunjukkan bahwa QS. Al-Isra: 85 ini adalah ayat madani, padahal seluruh QS. al-Isra’> adalah makkiyyah, dan pertanyaan dari kaum quraisy di atas menunjukkan bahwa QS. al-Isra>’: 85 adalah makkiyyah.

قال ابن كثير : يجمع بين الحديثين بتعدد النزول ، أي قد تكون نزلت عليهبالمدينة مرة ثانية ، كما نزلت عليه بمكة قبل ذلك ، أو أنه نزل عليه الوحي بأنه يجيبهم عما سألوه بالآية المتقدم إنزالها عليه ، وهي آية : وَيَسْئَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ  . وكذا قال الحافظ ابن حجر. قال السيوطي : أو يحمل سكوته حين سؤال اليهود على توقع مزيد بيان في ذلك ، وإلا فما في الصحيح أصح ، ويرجح ما في الصحيح بأن رواية حاضر القصة ، بخلاف ابن عباس.
والحقيقة ، كما سنذكر في سبب نزول قصة أصحاب الكهف أن النفر من قريش قدموا إلى المدينة ، واستشاروا اليهود ، كما ذكر ابن إسحاق ، وتظل الآية مكية...
Ibn Kathi>r dan Ibn Hajar berpendapat bahwa ayat ini turun lebih dari sekali. Ketika di Madinah, berarti ayat ini turun untuk kali kedua sebagaimana pernah turun pertama kali di Mekah.

2.    Muna>sabah QS. Al-Isra>: 85
بعد أن ذكر اللّه تعالى كيد الكفار واستفزازهم للرسول صلّى اللّه عليه وآله وسلّم ، وما كانوا يرومون به ، أمره تعالى بالإقبال على عبادة ربه ، وألا يشغل قلبه بهم. وقد تقدم القول في الإلهيات والمعاد والنبوات ، فأردف ذلك بالأمر بأشرف العبادات والطاعات بعد الإيمان ، وهي الصلاة.
ثم وعده ربه في الآخرة بالمقام المحمود وهو الشفاعة العظمى باتفاق المفسرين ، ولما أمره تعالى بإقامة الصلاة والتهجد ووعده بالمقام المحمود ، أمره بأن يدعوه بما يشمل الأمور الدينية والأخروية بقوله : وَقُلْ : رَبِّ أَدْخِلْنِي ...
 
Setelah Allah menerangkan tentang tipu daya orang kafir kepada nabi, Allah memerintahkan agar bekonsentrasi beribadah kepadaNya tanpa menyibukkan hati memikirkan orang kafir. Lalu Allah menjelaskan tentang ibadah yang terbaik sesudah iman, yaitu shalat. Selanjutnya Allha perintahkan untuk berdoa yang di dalamnya terkandung urusan dunia dan akhirat, yaitu

 وَقُلْ : رَبِّ أَدْخِلْنِي ...
والظاهر- كما قال أبو حيان- أنه عام في جميع موارده ومصادره دنيوية وأخروية. والصدق هنا : لفظ يقتضي رفع المذامّ ، واستيعاب المدح.
ثم أبان اللّه تعالى أن ما أنزل عليه من القرآن فيه شفاء النفوس والقلوب من الداء الحسي والمعنوي وهو مرض الاعتقاد ، ثم عرّض بما أنعم به ، وما حواه منلطائف الشرائع على الإنسان ، وإعراضه عنه تكبرا ، ثم رد على اليهود والمشركين المعرضين عن الإيمان ، السائلين عن الروح تعنتا وتعجيزا.
 
Selanjutnya Allah menjelaskan tentang al-Qur’an yang terdapat obat didalamnya. Dan Allah menolak terhadap argumentasi orang yahudi dan musyrik yang menentang terhadap keimanan tentang ruh. Hikmah dari ketidaktahuan manusia terhadap ruh adalah agar manusia menyadari ketidakmampuannya mengetahui hakikat Allah, karena mengetahui ruh yang notabene menempel pada dirinya saja ia tidak mampu.
Pandangan tokoh tentang ruh

وأما حقيقة الروح فللعلماء فيها قولان :
القول الأول للرازي وابن القيم في كتاب الروح : إن الروح جوهر بسيط مجرد ، وجسم نوراني مخالف بطبعه للجسم المحسوس ، سار فيه سريان الماء في الورد ، لا يحدث إلا بمحدث ، وهو قوله تعالى : كُنْ فَيَكُونُ.
والقول الثاني للغزالي وأبي القاسم الراغب الأصفهاني : الروح ليس بجسم ولا جسماني ، متعلق بالبدن تعلق التدبير والتصرف.
 
1.    al-Ra>zi> dan Ibn al-Qayyim dalam kitab al-ru.h berpendapat bahwa ruh adalah jauhar (bentuk yang nyata)

2.    al-G}azali> dan al-Asfih>ni> berpendapat bahwa ruh tidaklah berupa materi yang kasat mata (jism)

3.Penjelasan QS. al-Isra>: 85

لم يؤت العالم كله من العلم إلا القليل ، ويظل الكثير مختصا بعلم اللّه تعالى ، قال القرطبي : والصحيح أن المراد بالخطاب في قوله تعالى : وَ ما أُوتِيتُمْ العالم كله ، وليس المراد : السائلين فقط ، أو اليهود بجملتهم ، كما قال بعضهم.
 
Pengetahuan manusia sangat terbatas. Pengetahuan yang tak terbatas hanyalah milik Allah. Pengetahuan yang Allah berikan tentang ruh amatlah minim, sebagaimana ilmu yang Allah berikan sangatlah sedikit dibanding dengan ilmu milik Allah.

Hikmah dari ketidaktahuan manusia terhadap ruh adalah agar manusia menyadari ketidakmampuannya mengetahui hakikat Allah, karena mengetahui ruh yang notabene menempel pada dirinya saja ia tidak mampu. al-Qurtubi> berpendapat bahwa ayat ini tidak hanya berlaku bagi yang bertanya, yaitu orangt yahudi dan musyrikin. Tetapi berlaku secara umum. Baca juga: Larangan Membujang.

b.    Pengertian Kafir
Secara bahasa, kafir berasal dari kata kufur yang artinya menutupi. Kata jamak dari kafir adalah k>afirun atau kuffa>r. Orang kafir adalah mereka yang menolak, menentang, mendustakan, mengingkari, dan bahkan anti kebenaran. Seseorang disebut kafir apabila melihat sinar kebenaran, ia akan memejamkan matanya. Apabila mendengar ajakan kebenaran, ia menutupi telinganya. Ia tidak mau mempertimbangkan dalil apa pun yang disampaikan padanya dan tidak bersedia tunduk pada sebuah argumen meski telah mengusik nuraninya.
Kata kafir dan derivasinya (kata turunannya) disebutkan sebanyak 525 kali dalam Al Qur’an. Semuanya mengacu pada perbuatan ;

Mengingkari Allah swt., seperti mengingkari nikmat-nikmat Allah (Q.S. An-Nahl 16: 44, Ar-Rum 30: 34), lari dari tanggung jawab (Q.S. Ibrahim 14:22)

Membangkang hukum-hukum Allah (Q.S. Al Maidah 5: 44)

Meninggalkan amal shaleh yang diperintahkan Allah swt. (Q.S. Ar-Rum 30: 44).

Kalau kita cermati, arti kafir yang paling dominan disebutkan dalam Al Qur’an adalah pengingkaran terhadap Allah dan Rasul-Nya, khususnya Muhammad saw. dengan ajaran-ajaran yang dibawanya. Istilah kafir dalam pengertian yang terakhir ini pertama kali digunakan dalam Al Qur’an untuk menyebut para orang kafir Mekah (Q.S. Al-Mudatstsir 74: 10) 

Jenis-jenis Kafir
Ditinjau dari memilki kitab atau tidak, kafir terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
  1. Kafir ahli kitab yaitu Yahudi dan Nasrani dan orang-orang yang menjadikan Taurat dan Injil sebagai kitab sucinya. Mereka itu diterima jizyahnya apabila mereka menyerahkannya dan mereka tetap dalam agamanya sebagaimana diatur dalam QS At-Taubah: 29 
  2. Kafir jenis yang memiliki serupa Kitab (syubhatu kitab) yaitu Majusi. Hukumnya seperti hukum Ahli Kitab dalam hal diterimanya jizyah dari mereka dan penetapan mereka dengan jizyah itu. Karena Nabi saw bersabda, “Perlakukanlah pada mereka seperti perlakuan terhadap Ahli Kitab.” Kami tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat di antara ahli ilmu dalam hal dua jenis kafir ini (Ahli Kitab dan Majusi).
  3. Kafir jenis yang tidak memiliki kitab dan tidak memiliki serupa Kitab, yaitu orang-orang selain dua jenis itu (bukan Ahli Kitab dan bukan Majusi). Mereka itu adalah para penyembah berhala dan orang yang menyembah apa yang dianggapnya baik, dan orang-orang kafir lainnya; maka mereka tidak diterima jizyahnya dan tidak diterima dari mereka selain keislamannya.
Ditinjau dari hukum shari’atnya,orang kafir juga dibagi menjadi empat yaitu :
Pertama : Kafir Dzimmy, yaitu orang kafir yang membayar jizyah (upeti) yang dipungut tiap tahun sebagai imbalan bolehnya mereka tinggal di negeri kaum muslimin. Kafir seperti ini tidak boleh dibunuh selama ia masih menaati peraturan-peraturan yang dikenakan kepada mereka.Banyak dalil yang menunjukkan hal tersebut diantaranya firman Allah QS. At-Taubah : 29.

Kedua : Kafir Mu’ahad, yaitu orang-orang kafir yang telah terjadi kesepakatan antara mereka dan kaum muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah disepakati. Dan kafir seperti ini juga tidak boleh dibunuh sepanjang mereka menjalankan kesepakatan yang telah dibuat. Artikel lain: Ulumul Hadis dalam Perbincangan.

Ketiga : Kafir Musta’man, yaitu orang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari kaum muslimin atau sebagian kaum muslimin. Kafir jenis ini juga tidak boleh dibunuh sepanjang masih berada dalam jaminan keamanan.
Keempat :  Kafir Harby, yaitu kafir selain tiga di atas. Kafir jenis inilah yang disyari’atkan untuk diperangi dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam syari’at Islam.

Konsekuensi kafir
Konsekuensi kafir ditegaskan dalam beberapa ayat Al Qur’an, antara lain dinyatakan bahwa :

1.    Orang kafir akan mendapatkan azab yang keras di dunia dan di akhirat.
فَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ
     “Adapun orang-orang kafir, akan Aku azab mereka dengan azab yang sangat keras di dunia dan akhirat, dan mereka tidak akan memperoleh penolong.” (Q.S. A>li Imra>n 3:56)

2.    Orang kafir akan memperoleh kehinaan di dunia dan di akhirat.
ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
 “…Tiada balasan bagi yang berbuat demikian (kufur), melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Q.S. al-Baqarah 2:85)

فَأَذَاقَهُمُ اللَّهُ الْخِزْيَ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الْآَخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
 “Maka Allah menurunkan kepada mereka (orang kafir) kehinaan pada kehidupan dunia. Dan sesungguhnya azab pada hari kiamat lebih besar kalau mereka mengetahui.” (QS. Az-Zumar 39: 26)

3.    Amal orang kafir akan gugur dan sia-sia.
أُولَئِكَ الَّذِينَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ
“Mereka (orang-orang kafir) itu adalah orang-orang yang lenyap (sia-sia) amal-amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak akan pernah mendapat penolong.” (Q.S. A>li Imra>n 3 : 22)

Maka apakah orang-orang yang menoleh dengan mukanya menghindari azab yang buruk pada hari kiamat (sama dengan orang mukmin yang tidak kena azab)? Dan dikatakan kepada orang-orang yang zalim: "Rasakanlah olehmu balasan apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Az-Zumar 39 : 24)
Mengharap Dikembalikan ke Dunia

    Al-Qur’an menukil kisah orang-orang durhaka dan kafir, bahwa ketika telah tiba saat-saat kematian, atau ketika siksa itu menimpa, mereka mengharapkan kembali ke dunia ini agar dapat beriman dan berbuat amal kebajikan, atau memohon kepada Allah SWT agar dikembalikan lagi ke dunia untuk dapat mengubah hari-hari hitam mereka yang telah mereka lalui. Hanya saja Allah SWT tidak mengabulkan permohonan itu. Dan, harapan mereka sia-sia.

    Di sebagian ayat, Al-Qur’an mengungkapkan bahwa sekalipun mereka dikembalikan lagi ke dunia ini, pasti mereka akan kembali melakukan berbagai kemungkaran sebagaimana yang pernah mereka jalani. Kelak di Hari Kiamat, mereka mengemiskan permohonan semacam itu. Hanya Allah tidak mengabulkan permohonan mereka. Allah SWT berfirman,
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100)

 “Sehingga ketika kematian itu menjemput salah seorang dari mereka, ia berkata, ‘Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia, aku berharap akan berbuat amal saleh yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak, itu hanyalah ucapan kosong belaka.’” (QS. al-Mu’minu>n: 99-100)

أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
“Atau engkau akan berkata ketika melihat siksa, ‘Seandainya aku ini dikembalikan sekali lagi, maka aku akan termasuk oran -orang yang baik.’” (QS. Az-Zumar: 58)

لَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآَيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (27) بَلْ بَدَا لَهُمْ مَا كَانُوا يُخْفُونَ مِنْ قَبْلُ وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (28)
“Ketika mereka itu dihentikan di atas neraka, mereka berkata, ‘Wahai seandainya kami ini dikembalikan lagi dan tidak lagi mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, maka wahai Tuhan kami, kami akan menjadi orang-orang yang beriman.’” (QS. al-An’a>m: 27-28)

c.    Ayat al-Quran tentang Ruh Orang Kafir
Ayat al-Quran tentang ruh orang kafir antara lain :

1.    QS.  al-An'a>m 6 : 93
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَنْ قَالَ سَأُنْزِلُ مِثْلَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آَيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.

sabab al-nuzu>l,
    Mengenai ayat ini, Ibn Kathi>r berpendapat bahwa orang yang paling zalim adalah orang yang mendustakan Allah dan menjadikan sekutu bagi Allah atau menyangka bahwa Allah memiliki anak. ‘Ikri>mah berpendapat bahwa ayat ini turun berkaitan dengan Musailamah al-Kaz|z|a>b yang mengaku menjadi nabi dengan ajaran sesatnya.  Namun menurut M. Quraish Shihab, pendapat ini tertolak. Karena ayat ini sudah turun sebelum Nabi hijrah ke Madinah, sedangkan kasus Musailamah al-Kaz|z|a>b terjadi pada tahun ke Sembilan hijriyah, jauh sesudah ayat ini turun. Karena itu, ayat ini tidak harus dipahami sebagai menunjuk orang tertentu, tetapi siapa dan kapanpun. 

    Terdapat sebuah hadis riwayat al-T}abari mengenai sabab al-nuzu>l  QS.  al-An'am 6 : 93, yaitu :
وَمَنْ أَظْلَمُ : أخرج ابن جرير الطبري عن عكرمة في قوله : وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرى عَلَى اللَّهِ كَذِباً قال : نزلت في مسيلمة. ومن قال : سَأُنْزِلُ مِثْلَ ما أَنْزَلَ اللَّهُ
قال : نزلت في عبد اللّه بن سعد بن أبي سرح ، كان يكتب للنّبي صلّى اللّه عليه وسلّم فيملي عليه : عزيز حكيم فيكتب : غفور رحيم ثم يقرأ عليه ، فيقول : نعم سواء ، فرجع عن الإسلام ولحق بقريش.
وأخرج الطبري عن السدي نحوه ، وزاد « قال : إن كان محمد يوحى إليه ، فقد أوحي إلى ، وإن كان اللّه ينزله ، فقد أنزلت مثل ما أنزل اللّه ، قال محمد : سميعا عليما ، فقلت أنا : عليما حكيما.
 
Muna>sabah
الآيات استمرار في إثبات النبوة ، فلما بيّن اللّه تعالى أن القرآن كتاب نازل من عند اللّه على محمد ، وأنه مثل التوراة التي يعترفون بإنزالها على موسى ، وكل من النبيين بشر ، ذكر عقيبه ما يدل على وعيد من ادعى النبوة والرسالة ، على سبيل الكذب والافتراء ، فقال : وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرى عَلَى اللَّهِ كَذِباً الآية ، وهذا الوعيد يتضمن الشهادة بصدق النّبي صلّى اللّه عليه وسلّم لأن نفي النبوة عن مدعيهاإثبات لمن أعطيها حقا لأن محمدا عليه السلام مؤمن باللّه واليوم الآخر ، والمؤمن بذلك لا يعرّض نفسه للظلم الذي يوجب أشد العذاب ، ففي ذلك شهادة ضمنية للنّبي صلّى اللّه عليه وسلّم ، حيث بيّن عاقبة الكذب على اللّه.306-307
Ayat ini merupakan kelanjutan dari penguatan kenabian nabi muhammad. Ketika Allah menurunkan kitab pada Nabi Muhammad, Allah menyebutkan tentang ancaman bagi orang-orang yang mengaku-ngaku menjadi nabi. Ancaman ini mengandung persaksian akan benarnya Nabi Muhammad dan siksa bagi orang yang berbohong mengatasnamakan Allah.

2. QS.  al-Anfa>l 8 : 50
وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).

Muna>sabah
لما شرح اللّه تعالى أحوال مشركي مكة من خروجهم إلى قتال المؤمنين بطرا ورياء ، ومن تزيين الشيطان لهم أعمالهم ، وتثبيط المنافقين للمؤمنين ، شرح أحوال موتهم ، والعذاب الذي يلقونه في ذلك الوقت.
Ketika Allah menjelaskan tentang keadaan orang musyrik Mekkah yang merasa sombong saat keluar berperang melawan orang mukmin, Allah menjelaskan tentang keadaan mereka ketika mati dan siksa yang akan mereka hadapi saat kematiannya.

Penjelasan ayat
إن مظهر تغيير آل فرعون ومشركي مكة نعمة اللّه عليهم ، كان مقابلة الإله المنعم بجحوده وإنكاره وعبادة الأصنام ، فسلبوا الخيرات التي أنعم اللّه عليهم ، من ثمار كثيرة في مصر ، وجلب الأرزاق لأهل مكة ، وقد تتغير الحال المسخوطة إلى أسخط منها ، فلما بعث إليهم الرسل ، كذبوهم وعادوهم وهموا بقتلهم ، فغير اللّه حالهم إلى أسوأ مما كانت ، وغير ما أنعم به عليهم من الإمهال إلى التعجيل بالعذاب.
Hal yang sama-sama tampak pada Fir’aun beserta pengikutnya dan kaum kafir Mekkah adalah Allah memberikan kenikmatan pada mereka, namun mereka malah menentang Allah dengan mengingkariNya dan menyembah berhala. Ketika Allah mengutus Rasul pada mereka, mereka mendustai, memusuhi serta berkeinginan membunuhnya. Maka siksa akan disegerakan bagi mereka.

3. QS. an-Nah}l 16:28
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ بَلَى إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
(yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun." (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan."

Muna>sabah
بعد أن ذكر اللّه تعالى أدلّة التوحيد وأدلة بطلان عبادة الأصنام ، أعقب ذلك ببيان شبهات منكري النّبوة ، وأولها الطعن في القرآن الذي احتج النّبي صلّى اللّه عليه وسلّم على صحة نبوّته بأنه معجزة ، فقالوا : أساطير الأولين ، وليس هو من جنس المعجزات ، فأهلكهم اللّه في الدّنيا ، وسيعاقبهم في الآخرة بما فعلوا ، فيقولون مستسلمين حين رؤية العذاب : ما كنّا نعمل من سوء ، أي كفر وشرك وعدوان.
Setelah Allah menyebutkan tentang dalil ketauhidan dan dalil batilnya penyembahan berhala, Allah menjelaskan tentang batilnya pengingkaran terhadap Nabi. Mereka menganggap bahwa al-Qur’an yang merupakan mukjizat bukti kenabian nabi Muhammad sebagai أساطير الأولين. Maka mereka akan disiksa di akhirat walau mereka merasa tidak melakukan kesalahan sama sekali.

4. QS. Muh}ammad 47:27
فَكَيْفَ إِذَا تَوَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ
Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka?

Muna>sabah
بعد بيان حال إعراض المنافقين عن الخير واستماع القرآن ، أمرهم تعالى بتدبر القرآن ، ونهاهم عن الإعراض عنه كيلا يقعوا فيما وقعوا فيه من الموبقات ، ثم أخبر أنهم رجعوا وارتدوا إلى الكفر بعد ما تبين لهم حقيقة الإسلام بالدلائل الواضحة ، أو نعت محمد صلّى اللَّه عليه وسلّم في التوراة بالمعجزات الباهرة ، وأوضح سبب ردتهم وهو قولهم ليهود بني قريظة والنضير : سنطيعكم في بعض الأمور والأحوال.
ثم ذكر تعالى ما يلاقونه من أهوال عند قبض أرواحهم بسبب اتباع أهوائهم وإسخاط ربهم ، وأردفه ببيان قدرة اللَّه على كشف أحوالهم وافتصاح أمرهم ، وأعلن صراحة لهم أن الدنيا دار اختبار بالأوامر والنواهي كالجهاد وغيره ، ليعلم المجاهد الصادق في إيمانه ، الصابر على مشاقّ التكاليف ، وليختبر أعمالهم الحسنة والسيئة ، وأخبارهم التي يشيعونها ، فيجازيهم بما عملوا.
والآية توبيخ لهم ، وأمر بتدبر القرآن وتفهمه ، ونهي عن الإعراض عنه.

وقد وردت محققه لمعنى الآية المتقدمة ، فإنه تعالى قال : أُولئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ أي أبعدهم عنه أو عن الصدق أو عن الخير وغير ذلك من الأمور الحسنة ، فَأَصَمَّهُمْ لا يسمعون حقيقة الكلام ، وأعماهم لا يتبعون طريق الإسلام ، فهم كما حكى القرآن بين أمرين : إما ألا يتدبرون القرآن ، لأن اللَّه أبعدهم عن الخير ، وإما أن يتدبروا لكن لا يدخل معانيه في قلوبهم ، لكونها مقفلة.
 
M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa ayat sebelumnya membongkar rahasia kaum munafik dalam kehidupan dunia. Sedangkan ayat ini menyatakan keadaan  mereka ketika dicabut nyawanya oleh malaikat maut seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka sebagai penghinaan bagi mereka. Ayat ini mengandung dua hal pokok, yaitu orang munafik pasti mati dan kematian mereka kelak sungguh sangat berat dan menyakitkan.,
 
Penjelasan ayat
يتعرض الكفار والمنافقون لأهوال شديدة عند الوفاة ، فتنتزع الملائكة أرواحهم بعنف وشدة ، وتضرب وجوههم وظهورهم بمقامع من حديد.
Ayat ini menjelaskan tentang kesusahan yang sangat, yang dialami oleh orang kafir saat kematiannya. Malaikat mencabut nyawanya dengan kasar dan wajah serta pnggulnya dipukul dengan tongkat dari besi.

5. QS. an-Na>zi´a>t 79 : 1
وَالنَّازِعَاتِ غَرْقًا
Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras

Penjelasan ayat
وَالنَّازِعاتِ غَرْقاً أقسم اللّه بالملائكة التي تنزع أرواح الكفار نزعا بشدة وألم.
        Pada ayat ini Allah bersumpah dengan malaikatNya yang mencabut nyawa orang kafir secara keras. Surat an-Na>zi´a>t terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat an-Naba´. Dinamai  an-Na>zi´a>t diambil dari perkataan an-Na>zi´a>t yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai pula as-Sa>h}irah yang diambil dari ayat 14, dinamai juga At}-T}a>mmah diambil dari ayat 34.

Hadis yang Berkaitan dengan Ruh Orang Kafir
Ah}mad meriwayatkan dalam musnad ah}mad, ba>b Hadi>th al-Barra>’ bin ‘A>zib no. 17.804
حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ مِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ زَاذَانَ عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ وَكَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ فِي الْأَرْضِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنْ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الشَّمْسُ مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ السَّلَام حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ قَالَ فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ وَفِي ذَلِكَ الْحَنُوطِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ قَالَ فَيَصْعَدُونَ بِهَا فَلَا يَمُرُّونَ يَعْنِي بِهَا عَلَى مَلَإٍ مِنْ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا مَا هَذَا الرُّوحُ الطَّيِّبُ فَيَقُولُونَ فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ بِأَحْسَنِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانُوا يُسَمُّونَهُ بِهَا فِي الدُّنْيَا حَتَّى يَنْتَهُوا بِهَا إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَسْتَفْتِحُونَ لَهُ فَيُفْتَحُ لَهُمْ فَيُشَيِّعُهُ مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ مُقَرَّبُوهَا إِلَى السَّمَاءِ الَّتِي تَلِيهَا حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ اكْتُبُوا كِتَابَ عَبْدِي فِي عِلِّيِّينَ وَأَعِيدُوهُ إِلَى الْأَرْضِ فَإِنِّي مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ وَمِنْهَا أُخْرِجُهُمْ تَارَةً أُخْرَى قَالَ فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ لَهُ وَمَا عِلْمُكَ فَيَقُولُ قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي

 قَالَ وَإِنَّ الْعَبْدَ الْكَافِرَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مِنْ السَّمَاءِ مَلَائِكَةٌ سُودُ الْوُجُوهِ مَعَهُمْ الْمُسُوحُ فَيَجْلِسُونَ مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ اخْرُجِي إِلَى سَخَطٍ مِنْ اللَّهِ وَغَضَبٍ قَالَ فَتُفَرَّقُ فِي جَسَدِهِ فَيَنْتَزِعُهَا كَمَا يُنْتَزَعُ السَّفُّودُ مِنْ الصُّوفِ الْمَبْلُولِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَجْعَلُوهَا فِي تِلْكَ الْمُسُوحِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ فَيَصْعَدُونَ بِهَا فَلَا يَمُرُّونَ بِهَا عَلَى مَلَإٍ مِنْ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا مَا هَذَا الرُّوحُ الْخَبِيثُ فَيَقُولُونَ فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ بِأَقْبَحِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانَ يُسَمَّى بِهَا فِي الدُّنْيَا حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيُسْتَفْتَحُ لَهُ فَلَا يُفْتَحُ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
{ لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ }
فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ اكْتُبُوا كِتَابَهُ فِي سِجِّينٍ فِي الْأَرْضِ السُّفْلَى فَتُطْرَحُ رُوحُهُ طَرْحًا ثُمَّ قَرَأَ { وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنْ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ }
فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ
حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا الْمِنْهَالُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ أَبِي عُمَرَ زَاذَانَ قَالَ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ قَالَ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا مَعَهُ فَذَكَرَ نَحْوَهُ وَقَالَ فَيَنْتَزِعُهَا تَتَقَطَّعُ مَعَهَا الْعُرُوقُ وَالْعَصَبُ قَالَ أَبِي وَكَذَا قَالَ زَائِدَةُ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا زَائِدَةُ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا الْمِنْهَالُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا زَاذَانُ قَالَ قَالَ الْبَرَاءُ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَذَكَرَ مَعْنَاهُ إِلَّا أَنَّهُ قَالَ وَتَمَثَّلَ لَهُ رَجُلٌ حَسَنُ الثِّيَابِ حَسَنُ الْوَجْهِ وَقَالَ فِي الْكَافِرِ وَتَمَثَّلَ لَهُ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ

“Adapun orang-orang kafir, ketika akan mati, didatangi Malaikat yang hitam mukanya, hitam pula pakaiannya, mereka (Izrail, Malaikat Maut , Malaikat Rahman dan Malaikat Adzab) duduk di depannya.

Tidak lama kemudian datanglah Izrail, Malaikat Maut duduk disebelahnya dan berkata:”Hai ruh jahat, keluarlah menuju kemarahan Allah, menuju tempat terhina dan tersiksa.” Tersebarlah seluruh anggota tubuhnya, lalu ruh dicabut sekeras-kerasnya, seperti mencabut besi dari bulu basah, urat-urat dan otot-ototnya putus-putus, ia diterima dan dimasukan kain bulu hitam berisi api mendidih, dibawanya keluar, baunya basin bangkai, lalu dibawa naik.

Setiap melewati kumpulan Malaikat, mereka bertanya:”Ruh jahat siapakah yang basin itu?” Jawabnya dengan sebutan yang sangat jelek:”Ruh fulan bin fulan.”
Hingga terdengar Langit, akan masuk tapi pintu tidak dibukakan, Rasullah SAW membaca ayat, artinya:

“.....Sekali-kali tidak akan dibukakan pintu Langit untuk mereka, dan tidak dapat masuk surga (kecuali jika ada) onta bisa masuk kepada lobang jarum (hal ini tidak mungkin). Demikianlah balasan orang-orang dhalim.” (al-A’ra>f:40)
Lalu perintah ALLAH:”Tulislah ketentuannya di (Neraka) sijjin, terlemparlah ruh itu, Firman:”Barang siapa menyekutukan ALLAH, tidak bedanya seperti terjun dari Langit lalu disambar burung besar, atau dibanting ke jurang curam sejauhnya.” (al-H}ajj:31)

Setelah itu ruh melekat lagi ketubuhnya di dalam kubur, saat mayit itu masih mendengar serakan kaki pengantar jenazahnya maka datanglah Malaikat munkar dan Malaikat nakir dengan pertanyaan yang jawaban dari mayitnya tidak memuaskan.

Maka datanglah sebuah seruan keras:”Dusta dia, hamparkan dan bukakan pintu Neraka baginya.” Lalu terasalah hawa panas Neraka, kuburnya menyempit dan hancurlah tulang rusuknya, tidak lama kemudian datanglah seorang yang bermuka buruk, basin bangkai baunya dan menggertak: ”Sambutlah hari buruk bagimu, saat yang dulu di dunia membantah dan kepala batu ketika diperingatkan"

Diitanyalah kepadanya:”Siapakah kamu ini?” jawabnya:”Aku adalah laku jahatmu selama kamu di dunia.” Dan mayit berkata:”Ya Tuhan, tunda dulu hari kiamat, jangan keburu hari kiamat.”

Adapun setelah masuk , tanahnya bicara:”Sejak dulu aku benci kepadamu ketika kau hidup diatasku, lebih-lebih setelah mati, tidak habis-habisnya aku membencimu.” lalu kubur menjadi sempit dan hancurlah tulang-tulang rusuk dihimpit Bumi, Ular sebesar leher unta datang menyabit-nyabit dagingnya sampai hanya tinggal tulangnya.

Malaikat buta, tuli lagi bisu memukulnya dengan gada besi, jeritannya didengar oleh semua mahluk diLangit dan Bumi ini kecuali manusia serta jin dan keadaannya tidak dilihat, ditambah lagi setiap pagi dan sore hidangan siksa api Neraka untuknya.”

Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan mendudukkannya:
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah Rabbmu?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Apakah agamamu?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
# Kedua malaikat itu bertanya:"Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?"
# Dia menjawab:"Hah, hah, aku tidak tahu".
 
Maka seorang penyeru dari langit berseru:"Hambaku telah (berkata) dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka".

Maka datanglah kepadanya panasnya neraka dan asapnya. Dan kuburnya disempitkan atasnya, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.

Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan:"Terimalah kabar dengan apa yang menyusahkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (keburukan)".

Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya:"Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?" Dia menjawab:"Aku adalah amalmu yang buruk". Maka ruh itu berkata:"Rabbku, janganlah engkau tegakkan hari kiamat".

(HR. Ah}mad, dishahihkan Syaikh Al-Alba>ni di dalam Ah>kam AL-Jana>iz dan S}ah}i>h} al-Ja>mi' no:1672)

Lembut dan Kerasnya Pencabutan Ruh
Dari ayat-ayat Al-Qur’an di atas, diketahui bahwa para malaikat pencabut nyawa itu tidak menyamaratakan dalam pencabutan ruh-ruh manusia. Terkadang mereka mencabut ruh seseorang dengan penuh kelembutan dan penghormatan. Pada kesempatan lain, mereka mencabut ruh secara kasar dan keras.

Dapat juga dikatakan bahwa cara pencabutan ruh itu, baik keras atau pun lembut, berbeda-beda di antara kaum mukmin dan kaum kafir sendiri, tergantung derajat keimanan dan kekufuran mereka.

Beberapa Permasalahan tentang Ruh Orang Kafir
1.    Apakah orang kafir dalam alam kubur itu hanya disiksa psikisnya saja  ataukah juga fisikny?

QS. Muh}ammad 47:27 memaparkan bahwa malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka.yat ini menjelaskan tentang kesusahan yang sangat, yang dialami oleh orang kafir saat kematiannya. Malaikat mencabut nyawanya dengan kasar dan wajah serta pnggulnya dipukul dengan tongkat dari besi.Dari sini dapat diketahui bahwa orang kafir juga mengalami siksaan fisik dalam kuburnya.

2.    Bagaimana status ruh orang kafir?
Ruh orang kafir akan mengalami siksa yang pedih dalam kuburnya. ruh orang kafir akan dicabut secara kasar oleh malaikat, dipukul wajah dan dadanya dengan tongkat dari besi. Mereka mengalami siksa yang keras, hingga mereka mengharapkan kembali ke dunia ini agar dapat beriman dan berbuat amal kebajikan, atau memohon kepada Allah SWT agar dikembalikan lagi ke dunia untuk dapat mengubah hari-hari hitam mereka yang telah mereka lalui. Hanya saja Allah SWT tidak mengabulkan permohonan itu.

BAB III
PENUTUP
a.    Kesimpulan
Pemaparan mengenai ayat-ayat tentang ruh orang kafir menghasilkan kesimpulan:
  1. Pengetahuan yang Allah berikan tentang ruh amatlah minim, sebagaimana ilmu yang Allah berikan sangatlah sedikit dibanding dengan ilmu milik Allah. Terdapat satu ayat yang membahas tentang hakikat ruh, yaitu QS. Al-Isra>: 85. Hikmah dari ketidaktahuan manusia terhadap ruh adalah agar manusia menyadari ketidakmampuannya mengetahui hakikat Allah, karena mengetahui ruh yang notabene menempel pada dirinya saja ia tidak mampu 
  2. Secara bahasa, kafir berasal dari kata kufur yang artinya menutupi kebenaran, melanggar kebenaran yang telah diketahui dan tidak berterima kasih. Orang kafir adalah mereka yang menolak, menentang, mendustakan, mengingkari, dan bahkan anti kebenaran. arti kafir yang paling dominan disebutkan dalam Al Qur’an adalah pengingkaran terhadap Allah dan Rasul-Nya, khususnya Muhammad saw. dengan ajaran-ajaran yang dibawanya.
  3. Konsekuensi kafir ditegaskan dalam beberapa ayat Al Qur’an, antara lain dinyatakan bahwa orang kafir akan mendapatkan azab yang keras di dunia dan di akhirat (Q.S. A>li Imra>n 3:56), Orang kafir akan memperoleh kehinaan di dunia dan di akhirat(Q.S. Al-Baqarah 2:85 dan QS. Az-Zumar 39: 26) serta Amal orang kafir akan gugur dan sia-sia (Q.S. A>li Imra>n 3 : 22). Ketika telah tiba saat-saat kematian, atau ketika siksa itu menimpa, mereka mengharapkan kembali ke dunia ini agar dapat beriman dan berbuat amal kebajikan, atau memohon kepada Allah SWT agar dikembalikan lagi ke dunia untuk dapat mengubah hari-hari hitam mereka yang telah mereka lalui. Hanya saja Allah SWT tidak mengabulkan permohonan itu. Dan, harapan mereka sia-sia. (QS. Al-Mu’minu>n: 99-100; QS. Az-Zumar: 58 dan QS. Al-An’a>m: 27-28)
  4. Hukum ruh orang kafir dibicarakan dalam beberapa ayat, yaitu : QS.  al-An'a>m 6 : 93 menyatakan bahwa orang yang zalim pada Allah zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. QS.al-Anfa>l 8 : 50 menyatakan bahwa ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri). QS. an-Nah}l 16:28 menyatakan bahwa orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri. QS. Muh}ammad 47:27 menyatakan bahwa kesusahan yang sangat dialami oleh orang kafir saat kematiannya. Malaikat mencabut nyawanya dengan kasar dan wajah serta pnggulnya dipukul dengan tongkat dari besi. An Na>zi´a>t 79 : 1 menyatakan Allah bersumpah dengan malaikatNya yang mencabut nyawa orang kafir secara keras.
Dari beberapa ayat ini dapat diambil kesimpulan secara induktif bahwa ruh orang kafir akan dicabut secara kasar oleh malaikat, dipukul wajah dan dadanya dengan tongkat dari besi. Mereka mengalami siksa yang keras, hingga mereka mengharapkan kembali ke dunia ini agar dapat beriman dan berbuat amal kebajikan, atau memohon kepada Allah SWT agar dikembalikan lagi ke dunia untuk dapat mengubah hari-hari hitam mereka yang telah mereka lalui. Hanya saja Allah SWT tidak mengabulkan permohonan itu.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Dahlan ed. Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta : Intermasa, 2001.
Abu> al-Fida>’ Ibn Kathi>r, Tafsi>r al-Qur>an al-‘Ad}i>m .tk:Da>r al-T}ayyibah, 1999.
al-Bag}awi>,Husain bin Mas’ud. Ma’a>lim al-Tanzi>l . Vol 3 tk : Dar al-Tayyibah, 1997
al-T}abari>, Muhammad bin Jari>r, Ja>mi’ al-Baya>n fi> Ta’wi>l al-Qur’a>n, Vol 11. Beirut : Muassasah al-Risalah, 2000
Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i>, Asba>b al-Nuzu>l. Beirut : Dar al-Hijrah, 1990
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Jakarta :  Lentera Hati, 2007
Wahbah al-Zuh>ayli>, al-Tafsi>r al-Muni>r, Beirut : Dar al-Fikr al-Mu’ashirah, 1991

0 Response to "Hukum Ruh Orang Kafir"

Post a Comment